Kanker
yang Menakutkan : Dari Makanan ?
Oleh: Mira Suprayatmi
Cara makan atau pengolahan makanan yang
salah, acapkali menimbulkan berbagai penyakit. Salah satu penyakit
yang sampai sekarang belum ditemukan obat patennya adalah „kanker“.
Dari hasil penelitian pada pusat-pusat penelitian kanker dan fakultas-fakultas
kedokteran di Jerman dikemukakan bahwa lebih dari 60 % penderita kanker
disebabkan oleh minuman alkohol dan kesalahan-kesalahan dalam makanannya,
baik dalam jangka waktu pendek atau panjang.
Kelebihan berat dan terlalu gemuk
Jerman sebagai suatu negara yang tingkat kesejahteraan penduduknya melebihi
negara-negara berkembang, mempunyai masalah dalam kesehatan penduduknya.
Setiap satu dari tiga penduduknya mengalami kelebihan berat yang berbahaya.
Konsekuensinya, bahwa setiap 1 gram lemak tubuh dapat menaikkan resiko
terkena kanker usus (60 ribu kasus terjadi setiap tahunnya).
Suatu penelitian terbaru yang dilakukan di Pusat Penelitian Heildelberg
Jerman, menyimpulkan bahwa kelebihan berat membuat resiko terkena kanker
ginjal menjadi 2.5 kali lipat. Disamping itu diperingatkan pula ,
terutama bagi ibu-ibu yang mempunyai kelebihan berat, menaikkan resiko
akan bahaya kanker saluran rahim. Sekitar 700 % ditemukan oleh para
dokter di Amerika.
Lemak hewani yang dimakan (contohnya daging sapi) sampai 70 gram sehari
dapat menaikkan resiko terkenan kanker yang tinggi. Mengapa itu terjadi?
Dari pembongkaran lemak dalam tubuh akan diproduksi asam galat. Dalam
dosis yang tinggi asam ini diduga yang menjadi penyebab „kanker usus“.
Lemak dari daging sapi, meningkatkan kandungan besi dalam tubuh secara
dratis, hal ini pula yang diduga menjadi penyebab „kanker usus“.
Lemak adalah penghantar energi yang tinggi, hal ini secara tidak langsung
merangsang pertumbuhan (perkembangan) sel-sel kanker dalam tubuh.
Makan yang terlalu banyak garam
Ahli-ahli kedokteran di Jerman mengingatkan pada mereka-mereka yang sering
dan secara teratur memakan daging-daging yang diawetkan dengan air garam,
ikan-ikan asap dan sosis, akan bahaya „kanker saluran pencernaan“ (18 ribu
kasus tiap tahun di Jerman). Dasar yang dikemukakan bahwa di dalam
usus terjadi penimbunan sejumlah besar garam yang tak dapat dibongkar.
Kemudian akan melepaskan suatu senyawa nitrosamin, yang dapat menimbulkan
kanker.
Hasil penelitian yang dilakukan di Universitas Hongkong, bahwa bahan-makanan
yang berkadar gam terlalu tinggi, menaikkan 30 % resiko „kanker saluran
pencernaan“.
Terlalu tinggi temperatur dalam
menggoreng atau mengasap
Para ahli pangan memberikan rambu-rambu bahaya pada masyarakat, agar tidak
terlalu sering menggoreng, mengasap atau membakar dengan suhu yang terlampau
tinggi. Bahaya tersebut Menurut Prof. Henschler dari Universitas
Wurzburg karena protein dengan perlakuan panas yang terlampau tinggi
akan membentuk suatu „produk produkPirolisa“ yang merupakan suatu substansi
prekusor.yang merangsang pertumbuhan sel sel kanker. Prof. William
Powrie seorang dokter dari Kanada dari hasil penelitiannya menambahkan,
barangsiapa yang mengkonsumsi pangan yang digoreng atau bakar, segera minum
kopi, karena kopi dapat mengikat bahan-bahan penyebab kanker di dalam lambung
kemudian memisahkannya dari tubuh.
Terlalu sedikit serat kasar (dietary
fiber)
Hanya satu dari empat orang Jerman memakan setiap harinya bahan-bahan yang
mengandung serat kasar tinggi, seperti buah dan sayur segar. Bagaimana
pentingnya memakan bahan makanan berserat kasar setiap harinya sebagai
pertahanan melawan kanker, digambarkan dari hasil penelitian-hasil penelitian
pangan adalah sebagai berikut :
Asam yang terkandung dalam usus, melalui serat kasar dapat dikurangi sampai
70 %. Lemak dan asam galat yang dapat merangsang timbulnya kanker dapat
dikurangi konsentrasinya oleh serat kasar tersebut. Serat kasar dapat mempercepat
proses pencernaan, kadang-kadang sampai tiga kalinya. Sehinggga racun-racun
penyebab kanker dapat lebih cepat dipisahkan.
Kemudian ditegaskan pula bahwa pertahanan terhadap kanker dapat melalui
buah yang mengandung banyak vitamin C, dapat mengurangi resiko kanker sampai
50 persen. Salah satu bahan untuk pertahanan diri dari kanker adalah
mineral kalsium (yang banyak terdapat dalam susu segar). Mineral
tersebut dapat mengikat asam galat dan menghambat pertumbuhan sel-sel tumor/kanker
dalam usus.
Terlalu banyak Minum alkohol
Siapa yang tiap harinya minum alkohol berkadar tinggi (Calvados, cognag),
berkencenderungan 5 kali lebih tinggi resiko menderita kanker saluran pencernaan,
seperti yang dinyatakan dalam suatu penelitian di Perancis. Dari
lima seloki minuman beralkohol tinggi tiap harinya. Dapat menaikkan resiko
„kanker rongga mulut“ sampai 1200 persen. Bila masih ditambah lagi
dengan pecandu rokok yaitu bahaya nikotinnya, maka bagi peminum alkohol
dan 20 batang rokok tiap harinya, resiko „kanker saluran pencernaan“ naik
dari 500 menjadi 4400 persen.
Dari data hasil penelitian yang dilakukan oleh seorang ahli dari Amerika,
yang diperlihatkan melalui Gambar 1. di bawah ini. Percobaan dilakukan
dengan tikus percobaan yang diberi makan dengan bahan-bahan makanan beresiko
kanker yang divariasikan jenisnya. Dari grafik yang terlihat, bahwa
grup tikus yang beresiko tinggi terkena kanker (sampai 90 %) adalah mereka
yang diberi makan dengan komposisi lemak tinggi dan serat kasar rendah.
Adapun grup yang diberi makanan Lemak tinggi, serat kasar tinggi memperlihatkan
prosentasi sedikit lebih tinggi (66 %) dibandingkan grup yang diberi bahan
makanan lemak rendah, serat kasar rendah (63 %). Grup yang paling
sehat adalah mereka yang diberi bahan makanan berkadar lemak rendah dan
serat kasar tinggi (47 %)
Gambar 1. Pengaruh Komposisi
Makanan Percobaan Terhadap Prosentase Tikus terkena Kanker (LT = Lemak Tinggi,
LR = Lemak Rendah, SKT = Serat Kasar Tinggi, SKR = Serat Kasar Rendah)
Dari data-data tersebut dapat disimpulkan bahwa apakah-tikus-tikus tersebut
terkena kanker atau tidak sangat tergantung dari makanan yang diberikannya.
Serat kasar dalam hal ini mampu melindungi sebagian tikus tidak terkena
„kanker“, sedangkan „lemak“ adalah suatu bahan yang merangsang tumbuhnya
sel-sel kanker.
disarikan dari Acara Kesehatan di TV ARD, Jerman,
yang termuat dalam Majalah Hörzu no. 33, 13 Agustus 1993,
artikel
pagi